Ada empat faktor dalam era globalisasi yang bisa mengikis struktur moral dan sosial masyarakat dunia. Keempat faktor itu adalah industri, investasi, individualitas, dan informasi.
Edukasi penyaringan informasi media harus segera dilakukan mulai dari lingkungan terkecil. Jika terus dibiarkan, pemuda dan pelajar akan tenggelam dalam kegilaan akibat amarah (mad of anger) dan kegilaan akibat kesenangan (mad of joy).
Seperti biasa nya para pemikir baru mulai menyenangi satu bahasan pokok pemikiran. Mahasiswa dengan segala kelebihannya mencari-cari bentuk dalam memahami apa yang mereka lihat dan mereka rasakan.
Politik, ketokohan, Keadilan, kesejahteraan stabilitas ekonomi menjadi isu utama di kepala mereka. Idealisme mereka di pertaruhkan dalam mengarungi bahtera kehidupan mereka masing-masing.
Ada anekdot yang sudah lumayan usang tentang klasifikasi mahasiswa,
1. Mahasiswa KURA-KURA (Kuliah Rapat-Kuliah Rapat)
2. Mahasiswa KUPU-KUPU (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang)
3. Mahasiswa KUNANG-KUNANG (Kuliah Nangkring-Kuliah Nangkring)
Aktifis, akademis dan hedonis merupakan pembagian klasik status mahasiswa. Tapi bukan itu permasalahannya. Kadang mereka (para mahasiswa) terjebak dalam satu persepsi tentang “kritis”. kritis dalam ideologi, kritis dalam kelompok, kritis dalam pergerakkan. komunisme lah, demokrasi lah, agamislah , filsafat ini itu, socrates, descrates, aritoteles lah atau apapun itu. kita terlalu merasa pintar ketika kita memaparkan sebuah teori akademiasi, teori kekritisan kita dan merasa paling !!!, padahal bukan itu, kerja nyata lah solusi nya...
Idealisme mereka di pertanyakan, agent of change katanya, sudahlah lupakan. Demonstrasi di jalan jadi barometer perubahan, belum tentu !!!. Nilai Akademisi yang tinggi hanyalah akrobatik angka-angka tanpa nurani dan hati yang bersih, dan akhir nya status sosial di tatanan masyarakat tetap jalan di tempat (tidak berubah).
Lihat saja, panji suci perubahan di masa reformasi dulu. Kini tak tercium wangi nya sedikitpun. Aktifis kritis berubah menjadi aktivis elitis. Kapitalisme dan imperealisme gaya baru sudah merubah kita semua. Dan kebanyakan masih menuntut sebuah perubahan dalam tatanan besar !!!!
Akhir-akhir ini ramai tentang gerakan zionis, freemasion, masonic, illuminati dsb. Lewat film dokumenter kita melihat sebuah kenyataan bahwa “demonstrasi di jalan bukanlah sebuah solusi untuk perubahan” akan tetapi “sebuah kerja nyata terstruktur dan teroganisir dengan rapihlah sebuah solusi dan inti dari sebuah pergerakkan”.
Dengan segala kebingungan dan ketercengangan agenda mereka (freemasion dsb). Tatanan intelektual muda kampus baru hanya sebatas mendiskusikan dan coba mengkritisi pergerakkan nyata mereka (freemasion dsb). Baru sebatas itu. !!!. SEDANGKAN MEREKA (freemasion dsb) SUDAH HAMPIR SELESAI DALAM MENJALANKAN AGENDA NYA
Kita terlalu utopis memikirkan perubahan secara cepat dalam lingkup yang luas (negara dan dunia) akantetapi kita sering khilaf bahwa di sekitar kita banyak yang membutuhkan aksi nyata kita. "kita terlalu terjebak dalam labirin kata-kata" itu yang Satre bilang
Maka benarlah “Ada empat faktor dalam era globalisasi yang bisa mengikis struktur moral dan sosial masyarakat dunia. Keempat faktor itu adalah industri, investasi, individualitas, dan informasi.
Edukasi penyaringan informasi media harus segera dilakukan mulai dari lingkungan terkecil. Jika terus dibiarkan, pemuda dan pelajar akan tenggelam dalam kegilaan akibat amarah (mad of anger) dan kegilaan akibat kesenangan (mad of joy)”.
Coba kita tengok pemuda harapan bangsa hari ini. Cenderung mad of anger dan mad of joy. Pagi-pagi buta sudah di suguhi “pembodohan massal” lewat acara-acara musik inbox, dhsyat dsb, mereka melihat gaya hidup glamour dengan segala kemewahannya dan akhirnya gila akan kesenangan. Tentang mad of anger, mungkin cukup aksi tawuran, aksi keributan pada saat nonton konser, aksi anarkis di kampus menjadi sebuah contoh.
Kenapa hal tersebut terjadi???, tentu bukan karena sihir sigil semata (yang saat ini heboh dan baru kita diskusikan).
itu semua karena kita terlalu memikirkan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik dalam lingkup luas (negara dan dunia) tetapi kita lupa sekeliling kita. seperti kata ""the true Idol" : "sebaik-bainya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain"
So please… in deep from my heart
“selamatkanlah komunitas terkecil di lingkungan kalian”
Karena saya percaya kalian
Wa allahu ‘alam….
0 komentar:
Posting Komentar