CursorsFree Cursors

find us

time is money

Etiam placerat

PENGUNJUNG

google translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

kasih saran dan kritiknya ok!!!

MKO

FILOSOFI MENEJEMEN KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI

Prologue

Sudah menjadi sunatullah-Nya dan fitrah manusia, bahwa tidak ada seorang pun di muka bumi ini hidup sendiri sebagai individu, melainkan manusia hidup berkoloni, berbaur dan berinteraksi dengan manusia lain. Bahkan kerangka akal manusia pun mengakuinya dengan adanya postulat bahwa manusia adalah Homo Socius atau mahluk social.


Manusia sebagai individu telah diberikan kebebasan (Islam : Kebebasan Bertanggungjawab) oleh Allah SWT, Sehingga ia memiliki hak untuk mementukan, mengatur dan membawa dirinya sesuai kehendaknya yang sudah barang tentu berbarengan pula dengan tanggung jawabnya.


Namun karena selain manusia itu selain Mahluk Individu, juga sebagai Mahluk Sosial yang hidup, berinteraksi dan berhubungan dengan Manusia Individu lainnya (dan nota bene tadi, individu tersebut punyak hak dan tanggung jawab), Maka sudah barang tentu persentuhan (konfergensi), bahkan pertumbukan (konjungsi atau disjungsi) sudah dapat dipastikan adanya.


Oleh karenanya, manusia dengan kelebihan akalnya dan kemerdekaannya masih tetap memerlukan adanya sistem tunggal (absolut) yang mengatur manusia dalam hidupnya untuk mengatur hirup pikuknya lalu-lintas hak dan kewajiban serta kehendak manusia, Dalam hal ini adalah ATURAN.


Dalam ajaran Islam, waf of life atau pedoman hidup manusia muslim adalah Al-Qur’an dan Hadits. Dimana di dalamnya memuat lengkap aturan manusia hidup, sehingga meski manusia merdeka dengan kehendaknya dapat hidup teratur dan stabil menuju satu titik akhir yaitu MARDHATILLAH.


Apabila dikaitkan dengan kehidupan organisasi (Baca : HMI), konsep ideal tersebut tidak jauh berbeda, bahkan sudah dapat dipastikan kesamaannya. Indikatornya adalah setiap anggota HMI pasti memiliki keinginan, harapan dan cita-cita pribadi untuk pegembangan dirinya. Kemudian kita pun tahu bahwa HMI itu bukan pribadi atau milik pribadi tetapi terdiri dari beberapa pribadi dan komunal. Oleh karenanya agar dalam kehidupan organisasi dapat berjalan dengan baik dan stabil serta tercapainya semua keinginan pribadi tersebut yang terkristalisasikan dalam tujuan bersama, yaitu tujuan organisasi , Maka HMI sebagai organisasi memiliki aturan dan ketentuan yang musti dipatuhi oleh setiap anggotanya.


Berkenaan dengan hal tersebut, dalam rangka memberikan bekal kepada anggota HMI agar tercapainya tujuan organisasi dan terciptanya keharmonisan dan kestabilan pencapainnya kita perlu memahami Filosofi dari aturan-aturan yang lazim berlaku dalam Oraganisasi, yaitu Manajemen – Kepemimpinan dan Organisasi.
Menejemen (Management)
1. Pengertian

Perspektif etimologi menejemen berasal dari kata Manage (Inggris), mengemudikan atau mengendalikan (Prancis), artinya mengatur. Dalam terminologi Ilmu Manajemen, kata menejemen diartikan sebagai “usaha untuk mencapai tujuan suatu organisasi dengan cara memanfaatkan sumberdaya yang ada. Sumberdaya itu antara lain meliputi manusia, uang, dan informasi.”

Secara terminologi :
Ordway Tead[1] --- Management is the process and agency which direct and guide the oprations of an organization in the realizing of established aims. Maknanya adalah bahwa Proses dan perangkat yang mengarahkan secara membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
George R. Terry[2] --- Management is distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controling, utilizing in each bath science and art follow in order to accomplish prede termened objectives. Maknanya adalah Proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengkontrolan, dimana pada masing-masing bidang digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian dan yang diikuti secara berurutan dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan semula.

Benang merah dari arti manajemen tersebut, sebagai berikut :

1. Manajemen selalu berkaitan dengan usaha suatu kelompok manusia dan tidak terhadap suatu usaha orang tertentu.

2. Manajemen selalu terkandung suatu tujuan tertentu yang akan dicapai oleh suatu kelompok yang bersangkutan.

3. Manajemen adalah keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan menggerakkan orang lain dalam organisasi.

2. Unsur Dasar Menejemen

Unsur dasar manjemen yang harus dimiliki oleh seorang manajerial menurut Rex F. Harlow adalah :

1. Technical Skill --- Kemahiran teknis untuk melakukan upaya dari pada tugas khususnya yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Human Skill --- Kemahiran yang bercorak kemanusiaan dalam bekerja guna menciptakan keserasian kelompok yang efektif dan mampu menumbuhkan kerjasama di antara anggota yang dipimpinnya.

3. Conceptual Skill --- Kemahiran menyelami keadaan untuk menemukan antara hubungan dari berbagai faktor dan memberikan petunjuk-petunjuk kepadanya dalam mengambil langkah-langkah yang dimaksud sehingga mencapai hasil maksimal bagi organisasi secara keseluruhan.

VISUAL 2
Conceptual Skill
Higher Manager

Managerial Skill
Midlle Manager

Technical Skill
Lower Manager



Adapun unsur-unsur manajemen dalam organisasi terdiri dari “The Six M” (Man, Money, Methods, Materials, Machines, Market) dapat dilihat uraian sebagai berikut :

1. Man --- Tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja operasional.

2. Money --- Uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

3. Methods --- Cara-cara yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan.

4. Materials --- Bahan-bahan yang diperlukan.

5. Machines --- Sarana/prasarana atau alat-alat yang digunakan.

6. Market --- Pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.


3. Prinsip-prinsip Menejemen

Prinsip adalah merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman, pemikiran dan tindakan yang semakna dengan kata azas, pokok, penting, fundamen atau aturan pokok[3].


Adapun prinsip-prinsip umum manajemen diantaranya :

1) Division of Work (azas pembagian kerja).

2) Authority and Responsibility (azas wewenang dan tanggung jawab)

3) Discipline (azas disiplin).

4) Unity of Command (azas kesatuan perintah).

5) Unity of Direction (azas kesatuan jurusan atau arah).

6) Subordination of Individual Interest In to General Interest (azas kepentingan umum diatas kepentingan pribadi).

7) Remuneration of Personnel (azas pembagian gaji yang wajar).

8) Centralization (azas pemusatan wewenang).

9) Scalar of Chain (azas hirarki atau azas rantai berkala).

10) Order (azas keteraturan). Azas ini terbagi pada Material Order dan Sosial Order, artinya keteraturan dan ketertiban dalam penempatan barang-barang dan karyawan.

11) Equity (azas keadilan).

12) Inisiative (azas Inisiatif).

13) Spirit the Corps (azas kesatuan). Kesatuan kelompok harus di kembangkan dan di bina melalui sistem komunikasi yang baik agar terwujud satu Team Work guna mencapai hasil yang baik.

14) Stability of Turn Over Personnel (azas ke stabilan masa jabatan).


4. Proses Menejemen Kegiatan

Secara umum bahwa proses menejemen sebuah kegiatan atau pekerjaan bermuara pada 4 (empat) fungsi fundamentil menejemen yang dikenal dengan singkatan P-O-A-C (Planging-Organizing-Actuating-Controling) atau P-O-S-D-C (Planing-Organizing-Staffing-Directing-Controling).

VISUAL 3
KESELURUHAN
MANAGEMENT

IDENTITAS
Merupakan proses khas yang terdiri dari :

FUNGSI FUNDAMENTIL
PLANING
ORGANIZING
ACTUATING
CONTROLING

ARAH
Diterapkan terhadap usaha anggota untuk memproduktifkan secara efisien

SUMBER
Usaha manusia
Bahan-bahan
Sarana Prasarana
Metode
Uang

TUJUAN
TERCAPAI SASARAN-SASARAN YANG TELAH DITETAPKAN











Adapun bentuk sederhana penjabarannya sebagai berikut :

PLANING = Apa yang perlu dilakukan, kapan, dimana dan bagaimana?

ORGANIZING = Siapa yang harus melaksanakan? Dengan otoritas apa?

ACTUATING = Mengusahakan agar pekerja merealisasikan job dengan antuasia dan penuh tanggung jawab.

CONTROLING = Mengikuti dan memantau pekerjaan untuk mengetahui apakah job dilaksanakan atau tidak dan mengantisipasi hal yang kurang.

Kepemimpinan (Leadership)

1. Pengertian

Etimologi leadership berasal dari kata leading / to lead yang memiliki makna gramatikal memimpin --- tetapi berbeda makna dengan memerintah (commanding). Terminologi Kepemimpinan adalah “suatu kegiatan untuk mempengaruhi prilaku orang lain agar mau bekerjasama menuju kepada satu tujuan tertentu yang mereka inginkan bersama” atau “Segala macam bentuk kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang supaya dalam usaha mencapai tujuan yang mereka cita-citakan mau bersatu dan bekerja sama”.

Salah satu diantara alat-alat efective actuating managerial adalah kepemim-pinan (leadership). Pekerjaan manajerial akan lebih mudah apabila manajer yang bersangkutan adalah merupakan seorang yang mempunyai sifat dan watak pemimpin.

PERBANDINGAN COMMAND DAN LEADERSHIP
INDIKATOR
COMMAND
LEADERSHIP

Untuk dijadikan mencapai suatu hasil kerja dari kelom pok orang yang bekerja sama
Tidak cukup dengan perintah saja
Dapat memenuhi karena lebih bersifat universal pendekatan dan metodenya artinya tidak perintah saja tetapi ada ajakan dan bujukan untuk bekerjasama

Penitik beratan kegiatan
Dititik beratkan pada adanya kegiatan sesuai dengan kemauan commander
Dititik beratkan kepada bagaimana caranya agar sekelompok orang dalam organisasi tersebut dapat digerakan untuk melakukan suatu karya dengan cara yang efektif dan perasaan senang

Tujuan yang dicapai
Memerintah orang untuk melakukan pekerjaan yang harus dicapai
Menggerakkan sekelompok orang untuk bekerjasama


2. Tipe Pemimpin

1. Tipe Otokratis ---- tipe kepemimpinan yang memiliki kecenderungan sifat :

a. Menganggap organisasi adalah milik pribadi.

b. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.

c. Menganggap bawahan sebagai alat semata.

d. Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya.

e. Dalam melaksanakan tugasnya sering menggunakan aproach yang mengandung paksaan dan punitif (bersifat menghukum).

2. Tipe Militeristis --- tipe kepemimpinan yang memiliki sifat :

a. Untuk menggerakan bawahannya, maka sistem perintah lebih sering digunakan.

b. Senang bergantung pada pangkat dan jabatannya.

c. Senang pada formalitas yang berlebihan.

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku pada bawahan.

e. Tidak mau menerima kririk dari bawahannya.

f. Senang mengadakan upacara-upacara diberbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistik ---- tipe kepemimpinan yang memiliki sifat :

a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa.

b. Bersikap terlalu melindungi (Over protectly).

c. Membatasi bawahannya untuk mengambil keputusan.

d. Jarang memberi kesempatan pada bawahan untuk mengambil inisiatif.

e. Tidak memberikan keleluasaan pada bawahannya untuk berkreasi dan berfantasi.

f. Bersikap maha tahu.

4. Tipe Kharismatis --- hingga saat ini para sarjana sosial belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpi memiliki kharisma, tapi hanya diketahui bahwa pemimpin yang demikian memiliki daya tarik yang besar dan umumnya mempunyai pengikut yang besar pula meskipun para pengikut itu terkadang tidak mengerti kenapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Dikarenakan demikian, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian hanya diberkahi dengan kekuatan gaib (Supranatural Powers). Kekayaan,umur,kesehatan, profil tidak dapat digunakan sebagai suatu kriteria dalam kepemimpinan.

5. Tipe Demokratis --- pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk keadaan seperti sekarang ini dikarenakan :

a. Dalam menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak pada pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang paling mulia didunia.

b. Selalu menselaraskan kepentingan dan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi bawahannya.

c. Senang menerima saran, kritik, dan pendapat dari bawahannya.

d. Mengutamakan kerja sama team work dalam usaha mencapai tujuan.

e. Memberikan keleluasaan pada bawahannya untuk berkreasi dan menentukan masa depannya.

f. Selalu memotivasi bawahannya agar lebih sukses dari dirinya.

g. Berusaha mengoreksi dirinya apabila terdapat kekeliruan yang dilakukan olehnya maupun yang dilakukan oleh bawahannya.


3. Strategi Leadership

Berdasarkan pemaparan di atas, dalam praktek dilapangan tidak semudah pemaparan dalam kerangka teori --- karena dalam prakteknya hubungan antara Pemimpin dan Terpimpin tidak selalu berbanding lurus dan seragam, tetapi banyak pola dan universal. Sebagai antisipasi untuk menjadi pemimpin yang baik atas orang yang dipimpin --- ada beberapa strategi untuk menjembatani dan mensikapi untuk menjadi Pemimpin yang baik dengan melihat siapa dan bagaimana orang yang dipimpin, yakni sebagai berikut :

Organisasi (Organization)

1. Pengertian

Secara etimologi organization berasal dari kata organ yang mempunyai arti badan, wadah atau tubuh. Secara terminologi organisasi berarti “Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama yang terikat secara formal dalam suatu ikatan hierarchi yang dalamnya terdapat hubungan antara orang dengan orang lainnya”[4]

Definisi organisasi dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu :

a. Definisi statis --- Organisasi = Wadah, Badan, instansi dimana kegiatan administrasi dan menejemen diselenggarakan;

b. Definisi dinamis --- Organisasi = Proses interaksi individu dengan individu lain dalam kegiatan administrasi dan menejemen.

Faktor yang mempengaruhi manusia berkoloni, berorganisasi atau berkelompok diantaranya :
Didasarkan pada hubungan-hubungan pribadi;
Didasarkan pada kesamaan keahlian;
Didasarkan pada kesamaan kepentingan;
Didasarkan pada kesamaan kegemaran.
Didasarkan pada kesamaan tujuan;

2. Unsur Organisasi

Definisi organisasi jika diuraikan terdiri dari beberapa unsur

a. Adanya dua atau lebih orang (sekelompok);

b. Adanya pencapaian tujuan yang sama;

c. Adanya ikatan formal sesama anggota;

d. Adanya hierarchi dan peraturan.

3. Bentuk-bentuk Organisasi

a. Organisasi Lini (Line Organization). Cirinya :

1) Organisasi kecil;

2) Anggota sedikit;

3) Pemilik organisasi = pimpinan tertinggi;

4) Hubungan kerja = langsung (face to facerelationship)

5) Tujuan = sederhana

6) Organigram = sederhana

b. Organisasi Lini dan Staf (Line ans Staff Organization). Cirinya :

1) Organisasi besar dan komplek;

2) Anggota banyak;

3) Hubungan kerja = langsung dan tidak langsung

4) Tujuan = lebih detail dan sistematis

5) Organigram = kompleks

6) Personil :

a) Line Personel = Pelaksana tugas pokok

b) Staff Personel = Penunjang pelaksana tugas pokok

c. Organisasi Fungsional (Funcional Organization). Cirinya : “Organisasi yang didalamnya terdapat hubungan yang tidak menekankan pada hierachi structural akan tetapi lebih banyak didasarkan pada sifat dan jenis fungsi dan system komando adalah kordinasi.

d. Organisasi Kepanitiaan (Committee Organization). Cirinya :

1) Tugas kepemimpinan dilaksanakan kolektif oleh sekelompok orang atau pimpinan dengan dasar prinsip Primus inter-pares;

2) Semua anggota kelompok pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung-jawab yang sama;

3) Pelaksana kerja didasarkan pada tugas-tugas yang harus dilaksanakan (Job Description) dalam bentuk “Task Forces”.
Epilogue

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas dimana secara filosofi dapat diketahui bahwa terdapat korelasi atau hubungan (leterpautan/persentuhan) yang signifikan antara manajemen, leadership dan organisasi --- Ungkapan tersebut sedikit banyak telah dibuktikan bahwa sukses tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya tidak ditentukan oleh tingkat keterampilan teknis (Technical skill) yang dimilikinya serta kemapanan dan nama besar organisasi -- akan tetapi lebih banyak ditentukan pula oleh keahlian menggerakan orang untuk bekerja dengan baik (managerial skill).
R E M I N D E R

KEBERHASILAN ORGANISASI DITENTUKAN SISTEM MENEJEMEN
KEBERHASILAN MENEJEMEN DITENTUKAN SIKAP LEADERSHIP
KEBERHASILAN LEADERSIF DITENTUKAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU
KEBERHASILAN INDIVIDU BERMUARA PADA POTENSI DIRINYA

1. AKAL = INTELEKTUAL (IQ)

2. NAFSU = EMOSIONAL (EQ)

3. SIPIRTUAL = RELIGIUS (SQ)

4. KETERAMPILAN = SKILL (ENTREPRENEURSHIP)
JADI
MAJU MUNDURNYA SEBUAH ORGANISASI TERCAPAI TIDAKNYA PROGRAM KERJA ORGANISASI
JALAN TIDAKNYA SEBUAH MENEJMEN KEGIATAN

BERHASIL TIDAKNYA KEPEMIMPINAN SEORANG PEMIMPIN
KEMBALI PADA
INDIVIDU ORGANISASI
YAITU MANUSIA DAN SEGALA POTENSI YANG TELAH DIBERIKAN ALLAH SWT.
JIKA

MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DALAM ORGANISASI
MAU MENGAKTUALISASIKAN POTENSINYA
CIPTA-KARSA-RASA
DENGAN SEPENUH HATI DAN JIWANYA
MAKA

SIAP-SIAPLAH UNTUK MENYONGSONG KESUKSESAN
YANG GILANG GEMILANG
SELAMAT BERKIPRAH


[1] Ordway Tead, The Art of Administrations, Mc Graw-Hill Book Company. Inc, New York, 1951.

[2] George R. Terry, Principles of Management, RD. Irwin Inc, New York, 1966.

[3] Pius A. Partanto & M. Dahlan, Al-Barry, 1994 : 625

[4] Sondang P. Siagian, Peran Staf Dalam Managemen, PT. Gunung Agung, Jakarta, Cet. VIII, 1984 : 20

slide about us